Mungkinkah jawaban itu dia?

Pertemuan tak terduga itu mungkin kita. Berawal dari pin bbm yang kau invite. Iya itu aku. Perkenalan berujung pertemuan. Sempat syok waktu tau kamu tak seperti yang aku harapkan. Inisial namamu adalah nama penaku ais. Yang menjadi awal aku yakin atas dirimu. Namamu Atin Ibnu Sayuti. Ais nama pena yang sudah aku rancang semenjak duduk dibangku SMA.

Kebetulan mungkin. Iya mungkin. Tapi siapa tau tentang rasa. Sempat pacaran denganmu namun tanpa rasa hanya sebuah penghargaan atas keberanianmu mengungkapkan juga sebagai teman sepi. Iya hanya teman sepi tanpa rasa sedikitpun. Dan untuk tidak menyakiti hatimu aku putuskan hubungan kita hanya sebatas teman. Kukatakan setelah aku siap nanti dan apabila kita berjodoh Allah pasti mempertemukan.

1 Tahun berlalu. Sesekali sapaan ringan tanpa modus. Dan saat malam itu, saat kau jemput aku di terminal. Maaf aku terdesak waktu itu. Ada yang lain dalam rasa. Kedamaian didekatmu. Damai yang aku rindukan. Dan rasa mungkin saja berubah. Walau tanpa pesan tanpa kabar ku harap rasamu yg dulu masih ada. Masih sama seperti saat pertama kali kau ungkapkan rasa itu padaku. Aku harap Allah dan orang tua kita pun meridhoi. Aku harap tak kau sia-siakan ketulusanku. Aku harap disana dalam dinginnya malam dan panasnya terik matahari masih ada aku yang kau perjuangkan.

Karena aku disini menunggu mu. Menunggu kalimat qoblitu darimu. Menunggu pertanggungjawaban atas janjimu. Segera. AIS