Pages

Selamat datang... di ais adventure blog, sebuah kisah dari cerita sang petualang

Rabu, 07 November 2012

SECANGKIR KOPI


SECANGKIR KOPI

Oleh: Linatul Maftukhah

Hembusan angin dingin pagi ini masih terasa. Sisa-sisa hujan di taman kota pun masih terlihat jelas. Dibeberapa tempat, air masih menggenang. Burung-burung dan bunga-bunga yang tersenyum riang ikut menghiasi indahnya taman kala itu. Sejenak pemandangan ini terasa cukup mengobati pedihnya kehidupan yg keisha alami.

"key" ia menoleh ketika seseorang memanggil namanya. Terlihat seorang laki-laki yg ia kenal berlari menghampirinya. "dingin ya, cafe yuk" katanya kemudian setelah laki-laki itu berada didepan keisha. Keisha mengangguk pelan, kemudian mereka berjalan ke sebuah cafe di ujung taman. Beberapa menit kemudian mereka telah sampai.

"aku kebelakang dulu ya key, kamu mau duduk dimana?"

"situ" jawab keisha sambil menunjuk kejendela. Laki-laki yang bernama kenjar itu segera mengerti maksud keisha. Kemudian ia segera pergi ke toilet dekat dapur, dan keisha menuju kursi dekat jendela. Bagi keisha kursi yang kini ia duduki menyimpan begitu banyak kenangan tentang ia dan ayahnya. Dulu ketika sang ayah masih ada, keisha selalu diajak ke cafe itu. Bukan dulu, tepatnya seminggu yang lalu ketika kecelakaan maut yang menimpa ayahnya belum terjadi. Ia dan ayahnya bersama ibunya pun masih bercanda gurau di cafe itu. Hujan rintik-rimtik pun turun. Dingin semakin terasa. Keisha terus melihat keluar jendela. Tak sadar kenjar sudah berada didekatnya, entah dari kapan.

"udah pesan belum"

"eh, belum ken"

setelah memanggil pelayan dengan isyarat khas, kenjar memesan dua gelas kopi dengan campuran berbeda. Namun kemudian kenjar mengedipkan satu matanya pada pelayan itu. Tak lama kemudian pesanan mereka datang. Kopi bercampur susu dan moca pesanan keisha dan cairan hitam pekat pesanan kenjar. Mereka meneguknya. Hangat terasa menjalar disekujur tubuh keduanya.

"kenapa lagi kamu key" dengan lembut kenjar bertanya sekaligus membuka pembicaraan diantara mereka

"nggak papa ken" keisha menjawabnya namun pandangannya tak terlepas dari sesuatu yang ada diluar jendela

"jangan bohong key"

sekali lagi keisha hanya menggeleng.

"aku tahu"

kalimat itu membuat keisha berpaling dari jendela dan memandang kenjat.

"tahu apa kamu"

"kamu sedih, kamu gelisah, kamu marah pada kehidupanmu"

keisha hanya terdiam, hatinya membenarkan apa yang diucapkan kenjar padanya. Cairan itu mulai keluar dari pelupuk matanya. Dengan lembut kenjar menghapus cairan itu seraya berkata "ceritakanlah padaku, apa yang membuatmu seperti ini key"
keisha masih terdiam kemudian ia menarik nafas panjang. "ken"

"iya"

"kehidupan ini memang kejam padaku" dengan suara yang berat keisha mencoba menceritakan apa yang ia rasakan. "kenapa dunia selalu menyiksa ku, Tuhan memang tak adil. Ia selalu memberi kebahagiaan pada orang-orang itu juga padamu, sedangkan padaku apa? Sedikit saja aku tak pernah bahagia, ketika bahagia itu sedikit ku dapat Tuhan selalu mengambilnya lagi. Apa aku memang tak boleh merasakan kebahagiaan seperti mereka" tangis nya semakin menjadi.

"key, jangan berfikir seperti itu, aku pun seperti kamu, dan orang-orang itu pun sama"
ia terdiam untuk menelan ludah kemudian kembali melanjutkan pembicaraannya "key, pernah nggak kamu masuk ke kehidupan mereka, pernah nggak kamu jadi mereka?" keisha hanya menggeleng pelan

"nah belum kan? Yang kamu lihat sekarang hanya satu sisi dari kehidupan mereka, jadi kamu nggak perlu iri"

sejenak suasana menjadi hening, keisha mengusap kedua matanya dengan tisu. Kenjar pun terus menatap keisha, menunggu apa yang keisha lakukan selanjutya.
"makasih ya ken" mereka kembali tersenyum.

***

"besok sampai seminggu kedepan kamu, mama titipkan dirumah nek inah" kata mama keisha ketika diruang makan.

"apa?" keisha mengambil segelas air putih dan meneguknya "keisha nggak mau, disana anaknya bandel-bandel"

"namanya juga panti asuhan. key, mama mohon"

suasana kembali hening. Keisha menarik nafas panjang dan akhirnya mengangguk pelan dengan senyum yang ia paksakan.

pagi buta sebelum sang surya menampakkan sinarnya keisha tlah sampai dirumah nek inah. Tak butuh waktu lama memang. Dari rumahnya menuju rumah nek inah yang hanya berjarak tak lebih dari 2 km. Namun mamanya terburu akan pergi keluar kota dan harus sampai sebelum siang.

Menjelang subuh rumah nek inah telah ramai dengan canda gurau anak-anak kecil yang ia rawat. 

Keisha duduk terpaku dikursi tua milik nenek itu. Pikirannya melayang, entah apa yang ia pikirkan. Namun angin dingin yang sesekali bertiup menusuk tulang tak dihiraukannya. Baginya inilah liburan akhir semester yang paling memilukan.

"key, kenapa nggak masuk, ngelamun aja" suara itu membuyarkan lamunannya. Suara yang sangat ia kenal. Ia menoleh kearah pintu.

"kenjar" matanya terlonjak dan keisha segera berdiri menghampiri laki-laki itu. "kamu disini juga"

"selamat datang dikehidupan kami" jawaban kenjar justru menyimpang dari apa yang ditanyakan keisha. Keisha bingung namun ia enggan menanyakannya kepada kenjar.

Menunggu membuatkeisha merasa bosan akhirnya keisha memutuskan untuk kedapur membantu nek inah yang sedang menyiapkan sarapan.

"piringnya mana nek"

"itu dilemari yang bawah key"

keisha segera meletakkan piring-piring di meja makan.

"udah nek, keisha bantu apa lagi"

"rempah-rempah yang itu dimasukkan, airnya sudah mendidih"

"buat apa nek, emang disini minumnya beginian"

nek inah tertawa kecil mendengar logat bicaraku yang ku buat-buat. Kemudian ia melanjutkan pekerjaannya tanpa berbicara sepatah katapun.

"nek, aku baru tahu kalau kenjar juga tinggal disini" tanyaku lagi

setelah meletakkan panci yang berisi air diatas kompor nek inah mengajakku duduk di kursi dapur.

"key, kenjar memang pandai menyimpan rahasia"

"rahasia apa nek" nek inah hanya diam sepertinya ia tak mau menjawab pertanyaan itu. "Ya udah nek kalau nenek nggak mau jawab, aku ganti deh pertanyaannya. Nek kok kenjar bisa tinggal disini sih"

"ceritanya panjang key"

"ayolah nek ceritakan padaku, aku butuh hiburan, ya nek yah" nek inah hanya terdiam seperti tak menghiraukan rengekanku.

"ya udah nek, aku pulang aja" kataku sambil beranjak dari tempat duduk. Nek inah menahanku.

"eh jangan nanti nenek dimarahin sama ibu kamu"

"ya udah, ceritain dong nek" keisha tak sabar namun suasana yang tengah cair seketika menjadi tegang.

"kenjar telah menjadi piatu sejak masih bayi, ibunya meninggal saat melahirkannya" nek inah mulai bercerita "kenjar kecil hanya tinggal bersama ayahnya, namun itu tak berlangsung lama, ketika ia berumur 8 tahun ayahnya meninggal karena suatu penyakit, rumahnya disita karena tak mampu membayar biaya pengobatan ayahnya ketika dirawat. Akhirnya ia bertemu dengan nenek. Kenjar anak yang tegar dan penuh semangat bahkan ketika ia terdiagnosis terkena penyakit yang juga menimpa ayahnya"

"kenjar kena penyakit? Penyakit apa nek" tak ada jawaban karena nek inah masih sibuk menyaring ramuan jamu yang telah direbus. Kemudian nek inah menceritakan semuanya. Keisha mengerti dan ia meminta agar dirinya yang mengantarkan ramuan itu pada kenjar.

"sekarang aku mengerti" kalimat itu mengagetkan kenjar yang sedang menikmati indahnya pagi di teras. Kenjar menoleh. Keisha menghampirinya.

"ini minumanya ken"

Kenjar mengangguk pelan, ia meminumnya masih dengan gaya khas seorang penikmat kopi.

"mau?"

"makasih" keisha hanya menggeleng "aku tahu semuanya" katanya kemudian
kenjar mengernyitkan dahinya kemudian tersenyum ringan "pasti nek inah"

keisha mengangguk dan berkata "aku tahu apa yang kamu rasakan. Aku sadar ternyata ucapanmu kemarin benar, ken"

"lalu?"

"ya, aku bisa rasakan betapa pahitnya minuman yang barusaja ku berikan padamu, tapi kau tetap menikmatinya seperti menikmati apa yang sangat kamu sukai. Aku salut padamu ken"

kenjar tersenyum "seperti halnya kehidupan yang kamu rasakan key. Kalau kamu bisa menikmatinya, sepahit apapun itu pasti akan terasa indah".

Keisha mengangguk pelan. Membenarkan apa yang dikatakan kenjar.
Mereka begitu menikmati indahnya pagi kala itu. Cerahnya pagi begitu memikat hati seperti halnya keceriaan yang sedang mereka hadapi.
 
Terima kasih telah berkunjung, Sampai Jumpa lagi . . . di ais adventure blog